BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 07 November 2009

memahami struktur karya ilmiah

Memahami Struktur Karya Tulis Ilmiah
Oleh: R.S. Kurnia
Menulis makalah? Wah, susah banget! Tapi itulah yang sebenarnya menjadi

bagian dari kehidupan akademis di sekolahan maupun di kuliahan. Ya, penulisan

makalah sebagai salah satu bentuk karya tulis ilmiah memang sudah disosialisasikan

bahkan sejak di bangku sekolah dasar lewat tugas-tugas seperti kliping.
Bagi sebagian besar, tugas menulis karya ilmiah, baik dalam bentuk makalah

maupun skripsi, tampaknya menjadi tugas yang berat. Pemilihan topik penelitian, judul

makalah, sampai penentuan teori menjadi bagian yang dianggap susah dikerjakan.

Tidak heran ketika makalah atau skripsi disusun, beragam perbaikan harus dikerjakan

oleh penulisnya.
Memahami struktur sebuah karya ilmiah bisa menjadi cara yang akan menolong

penulis dalam menyajikan karya tulisnya. Bila sudah mengenal masing-masing

aspeknya, sedikit banyak akan melapangkan alur pemikiran penulis.
Secara umum, sebuah karya tulis ilmiah terbagi dalam tiga bagian besar. Bagian yang

dimaksud ialah pendahuluan, isi, dan pembahasan. Meskipun ketiganya merupakan inti

dari sebuah karya, tentu saja masih dibutuhkan penyemarak lain, yaitu prakata

(bedakan dengan kata pengantar!), daftar isi, daftar tabel/skema, bibliografi, dan

lampiran. Tentu saja kelengkapan-kelengkapan tersebut tidak semuanya mutlak

disertakan. Masing-masing akan dijelaskan di bawah ini.
PENDAHULUAN
Seperti namanya, bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitian

yang hendak disajikan. Aspek-aspek yang biasa disertakan pada bagian ini diuraikan

secara sederhana di bawah ini.
Latar belakang masalah
Pada bagian ini, penulis harus menguraikan apa yang menjadi ketertarikannya

pada objek yang diteliti. Oleh karena itu, kepekaan untuk memerhatikan fenomena-
fenomena yang mutakhir di bidang yang sedang ditekuni menjadi kebutuhan. Tidak

jarang, sebuah makalah atau skripsi mendapat sambutan hangat karena membahas

topik-topik yang sedang hangat.
Satu aspek lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan pustaka.
Peneliti perlu menyertakan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang

dikerjakan. Hal ini dilakukan agar memperjelas pembaca bahwa penelitian yang

dilakukan bukan mengulangi berbagai penelitian lainnya.
Masalah dan batasannya
Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit mengemukakan

masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar belakang, masalah yang

hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara eksplisit. Meski demikian, masalah

yang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar

pembahasan tidak meluber luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan. Selain itu,

pembatasan masalah penelitian juga akan menolong dalam hal efektivitas penulisan

karya ilmiah.
Tujuan dan manfaat
Kemukakan tujuan dan manfaat penelitian yang dikerjakan. Sedapat mungkin dijabarkan

keduanya, baik bagi lingkungan akademis maupun masyarakat secara umum.

Metode dan Teknik Analisa
Penentuan metode dan teknik menganalisis data juga akan menentukan hasil dari

sebuah penelitian. Metode harus dibedakan dari teknik. Mengenai keduanya,

Sudaryanto (2001) menyebutkan bahwa metode merupakan cara yang harus

dilaksanakan, sedangkan teknik merupakan cara melaksanakan metode. Sebagai cara,

tambahnya, kejatian teknik ditentukan oleh adanya alat yang dipakai.
Dalam ilmu linguistik, metode penelitian berkisar pada dua metode besar, yaitu metode

padan dan agih. Sementara tekniknya ada bermacam-macam. Tidak semua metode

perlu dan relevan untuk digunakan dalam menganalisa data penelitian. Oleh karena itu,

peneliti perlu berhati-hati dalam menentukan metode dan teknik analisanya. Data

penelitian yang diperoleh harus benar-benar dicermati perilakunya.
Landasan teori / Kajian Pustaka
Sebuah penelitian tentu perlu memiliki dasar teoritis yang kuat. Namun, penulis harus

benar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang akan mendukung pembedahan

masalah. Biasanya, bila sudah mengerti perilaku data yang diperoleh, penentuan teori

yang hendak dipakai akan lebih mudah.
ISI
Setelah merampungkan bagian awal tadi, penelitian pun dapat dilanjutkan dengan lebih

bergumul dengan data yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi (biasa disebut juga

subbab karena bagian isi umumnya dianggap sebagai bab yang mandiri) biasanya

tergantung ruang lingkup masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga

butir, sub bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat

pada bagian isi, penulis harus melakukan analisa berdasarkan pertanyaan-pertanyaan

yang muncul pada bab pendahuluan.
PENUTUP
Sebagai penutup, pada bagian ini peneliti harus memberi simpulan dari hasil

penelitiannya. Simpulan tersebut harus disajikan secara sederhana dan singkat.

Tujuannya agar pembaca bisa lebih menangkap hasil penelitiannya secara ringkas.
Salah satu bagian yang tampaknya masih banyak digunakan sebagai sub-bagian dari

penutup ialah saran. Sejumlah departemen pada sejumlah perguruan tinggi belakangan

ini mulai menghapus bagian tersebut. Sederhananya, sebuah penelitian mensyaratkan

sebuah penelitian lanjutan, entah untuk menyanggah atau menguatkan hasil penelitian

terdahulu.
MENGENAI ABSTRAK
Abstrak juga menjadi bagian penting lain yang perlu diperhatikan oleh peneliti. Abstrak

merupakan suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam

atau delapan baris, bertujuan untuk menerangkan kepada para pembaca aspek-aspek

mana yang dibicarakan mengenai aspek-aspek itu (Keraf 1984).
STRUKTUR DALAM LAPORAN ILMIAH
Pada dasarnya, laporan ilmiah dapat dikatakan sebagai bentuk singkat sebuah makalah

penelitian. Hal ini terlihat dari bentuknya. Bila makalah mensyaratkan penyertaan daftar

isi beserta daftar-daftar lain yang memang dibutuhkan, laporan ilmiah lebih ringkas lagi.

Dalam sebuah laporan ilmiah, biasa disajikan dalam jurnal-jurnal penelitian, struktur

sebuah tulisan ilmiah dapat mengikuti pola yang dikemukakan Soeseno (1982) berikut

ini.
Judul yang disertai nama penulis dan tempat tugas pekerjaannya.
Abstrak yang menunjukkan intisari tulisan hasil penelitian yang hendak disajikan.
Pendahuluan, yang sering berisi informasi latar belakang dan identifikasi masalah guna

mengantar para pembaca ke arah masalah dan pemecahannya.
Tubuh utama, yang berisi:
bahan dan metode penelitian yang dipakai;
uraian pelaksanaan dan tafsiran maupun rekaannya.
Penutup, yang berisi:
hasil penelitian dan pembahasan;
ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu terlaksananya penelitian.
f. Referensi berupa daftar pustaka yang telah digunakan dalam penelitian.
Pola di atas tidak sepenuhnya mutlak. Khusus dalam jurnal-jurnal ilmiah, masing-masing

jurnal biasanya memberlakukan struktur penulisannya masing-masing. Informasi itu

biasanya selalu disertakan dalam salah satu lembaran jurnal.

0 komentar: